Minggu, 24 Mei 2015

Spesies Burung Kakatua di Gembiraloka Zoo


Fauna Indonesia memiliki keanekaragaman yang tinggi karena wilayahnya yang luas dan berbentuk kepulauan tropis. Keanekaragaman yang tinggi ini disebabkan oleh garis Wallace yang membagi Indonesia menjadi dua area yaitu zona zoogeografi Asia yang dipengaruhi oleh fauna Asia dan zona zoogeografi Australia yang dipengaruhi oleh fauna Australia. Pencampuran fauna di Indonesia juga dipengaruhi oleh ekosistem yang beragam diantaranya pantai, bukit pasir, muara, hutan, bakau, terumbu karang dan sebagainya. Salah satu fauna yang asli dari Indonesia yaitu Burung Kakatua. Burung Kakatua masuk dalam kelas Aves dan Ordo Psittaciformes. 
Kelas aves adalah kelas hewan vertebrata yang berdarah panas dengan memiliki bulu dan sayap. Tulang dada tumbuh membesar dan memipih, anggotta gerak belakang beradaptasi untuk berjalan, berenang dan bertengger. Mulut sudah termodifikasi menjadi paruh, punya kantong hawa, jantung terdiri dari empat ruang, rahang bawah tidak mempunyaigigi karena gigi nya telah hilang yang digantikan oleh paruh ringan dari zat tanduk dan berkembangbiak dengan bertelur. Kelas ini dimanfaatkan oleh manusia sebagai sumber makanan, hewan ternak, hobi dalam peliharaan. Dalam bidang industri bulunya dapat dimanfaatkan contohnya baju, hiasan dinding dan lainnya (Mukayat, 1990).
Anggota kelas aves memiliki kemampuan adaptasi yang  tinggi terhadap lingkungannya, sehingga hewan ini mampu bertahan dan berkembangbiak pada suatu tempat. Strukturdan fisiologi burung diadaptasikan dalam berbagai cara penerbangan yang efisien. Yang paling utama diantara semuanya adalah sayap. Meskipun sekarang sayap itu memungkinkan burung untuk terbang jauh mencari makanan yang cocok dan berlimpah, mungkin saja sayap itu dahulu timbul sebagai adaptasi yang membantu hewan ini lolos dari pemangsanya. Adanya burung-burung yang tidak memiliki sayap yang hidup di antara kita (Kimball, 1983).
Ciri-ciri Ordo Psittofermes antara lain :
  • Paruh pendek kuat, pinggiran tajam, dan berkait pada ujungnya
  • Mandibula da[at bergerak bebas dari tulang kepala
  • Suara keras dan habitat di hutan
  • Makanannya buah-buahan (Brotowidjoyo, 1994)
1.  Spesies : Kakatua (Cacatua sp.)  
                             
 Klasifikasi :

     Kingdom        :         Animalia
     Phylum           :         Chordata
     Class               :         Aves
     Order              :         Psittaciformes
     Family             :         Cacatuidae
     Genus             :         Cacatua sp  (Gould, 1843)
sumber : www.iucnredlist


Burung Kakatua mempunyai ukuran tubuh yang sedang di dalam kelompoknya, panjang tubuhnya 30 cm. Paruh berbentuk bengkok yang bagian atas lebih panjang dari bagian bawah, jari kaki 2 ke arah depan dan 2 lainnya ke arah belakang, mata bulat. Warna bulu hampir seluruhnya berwarna putih, hanya jambul, di bagian atas kepala berwarna kuning. Warna paruh, mata coklat gelap, dan kaki, jari-jari kaki berwarna abu-abu gelap, serta kuku berwarna hitam.
     Perilaku : Burung kakatua hidup berpasangan dalam jumlah kecil sampai besar. Jika terbang sering dijumpai dalam kelompok dengan kepakan berat, kadang melayang, disertai suara riuh. Burung ini mempunyai kemampuan berpegangan pada ranting dengan jari-jari kaki atau paruhnya. Sedangkan lidahnya baik untuk menyesuaikan diri perilaku berpegang pada ranting maupun memakan buah, dan biji-bijian. Perilaku pejantan saat menjelang kawin, melompat, mengembangkan sayap, pengangkat ekor, dan jambulnya akan dinaik-turunkan. Gerakan pejantan tersebut untuk menarik betina untuk dikawini
     Reproduksi : Jumlah telur induk betina 3-4 butir yang diletakkan di dalam sarang pada lubang pohon. Pengeraman dilakukan secra bergantian oleh induk jantan dan betina. Telur-telur akan menetas setelah pengeraman 16-17 hari (gembiralokazoo.com).
            Pakan : Di habitat aslinya burung kakatua jambul kuning mekana buah-buahan dan biji-bijian, daun, kulit batang, serangga. 

2. Spesies : Kakatua Rawa (Cacatua sanguinea)
  
 
Klasifikasi :

Kingdom             :  Animalia
Phylum                :  Chordata
Class                   :  Aves
Order                  :  Psittaciformes
Family                 :  Cacatuidae
Genus                  :  Cacatua
Species                :  Cacatua sanguinea (Gould, 1843)
sumber : www.iucnredlist.org 


Cacatua sanguinea atau dikenal dengan nama lokal Kakatua Rawa, juga diketahui sebagai Kakatua Mata-Bersih, Kakatua Noda-Darah, Kakatua Paruh-Pendek, Kakatua Kecil dan Kakatua Biru, adalah kakatua yang berasal dari Australia, selatan Papua Nugini, dan Papua. Di Indonesia, burung ini ditemukan terutama di sebagian besar Merauk dan selatan Papua. Burung ini juga diketahui sebagai Birdirra oleh orang Yindjibarndi dari tengah dan barat Pilbara. Orang Yindjibarndi menjadikan burung ini sebagai hewan peliharaan, atau secara tradisional memasak dan memakannya. Bulu halus Kakatua Kawa digunakan pada upacara adat dan tarian di mana itu digunakan untuk menghias kepala dan lengan tangan (Parr, 2010).

3. Spesies :  Kakatua Galah (Eolophus roseicapilla)

   

 Klasifikasi :

Kingdom             :  Animalia
Phylum                :  Chordata
Class                   :  Aves
Order                  :  Psittaciformes
Family                 :  Cacatuidae
Genus                  :  Eolophus
Species                :  Eolophus roseicapilla (Vieillot, 1817)
sumber : www.iucnredlist.org

Eolophus roseicapilla atau dikenal dengan nama lokal Kakatua Galah juga diketahui sebagai Kakatua Dada-Mawar, Kakatua Mawar atau Kakatua Merah-Muda dan Ungu, adalah satu jenis kakatua yang biasa ditemukan dan tersebar luas, dan dapat ditemukan di daerah terbuka di hampir semua bagian daratan Australia(Forshaw, 2006).
     Burung ini bersifat endemik di Australia, asalnya dan diintroduksi ke Tasmania, dan burung ini mempunyai bulu pink dan abu-abu yang khas dan perilakunya yang berani dan keras membuatnya sebagai pemandangan biasa di hutan dan terlebih lagi di wilayah perkotaan. Istilah galah merupakan derivasi kata gilaa, sebuah kata yang ditemukan pada Bahasa Yuwaalaraay dan tetangga Bahasa Aborigin(Forshaw, 2006).

4. Spesies :  Kakatua Amazon (Amazona aestiva)
     
 Klasifikasi :

Kingdom             :  Animalia
Phylum                :  Chordata
Class                   :  Aves
Order                  :  Psittaciformes
Family                 :  Psittacidae
Genus                  :  Amazona
Species                :  Amazona aestiva (Linnaeus, 1758)
sumber : www.iucnredlist.org

Kakatua Amazon atau Amazon Parrots termasuk dalam keluarga Psittacidae (burung paruh bengkok) dengan genus Amazona. Genus ini memiliki sekitar 30 spesies. Ditulis "sekitar", karena beberapa ahli masih berbeda pendapat dalam menentukan apakah jenis tertentu merupakan subspesies dari spesies yang ada, atau merupakan spesies tersendiri (omkicau.com).
     Semua burung yang termasuk anggota genus Amazona, baik yang ukuran tubuhnya sedang hingga besar, berasal dari Amerika Selatan dan Amerika Tengah. Ekornya relatif pendek dengan bentuk agak persegi. Warna bulu didominasi hijau, dengan warna-warna aksen yang mencolok (omkicau.com).
            Sama seperti jenis burung kakatua lainnya, Kakatua Amazon memiliki empat jari pada setiap kakinya. Dua jari mengarah ke depan, dan dua jari lainnya mengarah ke belakang. Kakatua Amazon memiliki ketangkasan kaki melebihi burung kakatua jenis apapun. Di alam bebas, burung Kakatua Amazon gemar makan kacang-kacangan, buah-buahan, dan dedaunan (omkicau.com).

 5. Spesies : Kakatua Raja (Probosciger aterrimus)
  

Klasifikasi :

Kingdom             : Animalia
Phylum                : Chordata
Class                   : Aves
Order                  : Psittaciformes
Family                 : Cacatuidae
Genus                  : Probosciger
Species                : Probosciger aterrimus  (Gmelin, 1788)
Sumber : www.iucnredlist.org

Probosciger aterrimus atau dikenal dengan nama lokal Kakatua Raja adalah sejenis burung kakatua berwarna hitam dan berukuran besar, dengan panjang sekitar 60cm. Burung ini memiliki kulit pipi berwarna merah dan paruh besar berwarna kehitaman. Di kepalanya terdapat jambul besar yang dapat ditegakkan. Burung betina serupa dengan burung jantan (Forshaw, 2006).
     Kakatua Raja adalah satu-satunya burung di marga tunggal Probosciger. Daerah sebaran burung ini adalah di pulau Irian dan Australia bagian utara. Pakan burung Kakatua Raja terdiri dari biji-bijian. Paruh burung Kakatua Raja tidak dapat tertutup rapat, dikarenakan ukuran paruh bagian atas dan bagian bawah yang berbeda. Dan ini berguna untuk menahan dan membuka biji-bijian untuk dikonsumsi. Walaupun spesies ini terancam oleh hilangnya habitat hutan dan penangkapan liar yang terus berlanjut untuk perdagangan, Kakatua Raja masih sering ditemukan di habitatnya (Forshaw, 2006).

Daftar Pustaka

Borror, Delong. 1971. An Introduction to the Study of Insects. Third Edition.The State          University of Ohio,United state.
Brotowijoyo, M.D. 1994. Zoologi Dasar. Jakarta : Erlangga
Fisher, W.S. 2007. New Buprestid Beetles From Borneo and The Philippine Island.             Bureau of Entomology, United States Departement of       Agriculture. (61) 7.     Diakses dari      https://repository.si.edu/bitstream/      tanggal 20 Mei 2015.
Forshaw, Joseph M. 2006. Parrots of the World; an Identification Guide. Illustrated by Frank Knight. Princeton University Press
HickmanC.D, et all. 2002. Animal Diversity 3rd edition. Mc Graw-Hill. New York
Miller and Harley. Zoologi 5th edtion. Mc Graw-Hill. New York
Jasin, Maskoeri. 1989. Sistematik Hewan vertebrata dan Invertebrata.surabaya. Sinar Wijaya
Kimbal. 1998. Biologi 1. Jakarta : Erlangga.
Parr, Mike, dan Tony Juniper . 2010. Parrots: A Guide to Parrots of the World. A&C Black
Svensson, Lars; Zetterstrom, Dan; Mullarney, Killian & Grant, P. J. 1999. Collins bird
http://www.iucnredlist.org. Diakses tanggal 19 Mei 2015.
http://www.kutilang.or.id (diakses tanggal 19 Mei 2015)
http://www.omkicau.com (diakses tanggal 19 Mei 2015)
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar